DOWNLOAD ( DISINI )

Kamis, 16 September 2010

CERITA MASA LALU DAN KATA-KATA BIJAK

karangan dex rumbawa
oleh Adexs Dharmi Puspadi pada 03 September 2010 jam 10:20

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Hyang Maha Esa, karena berkat dan rahmatNYA lah saya dapat menyusun cerita ini dengan penuh fakta dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan saya sebeleumnya. Cerita ini adalah kisah nyata saya pada kehidupan terdahulu dimana saat ini adalah hari-hari yang penuh makna dan kesengsaraan.

Namun semuanya itu saya coba menuangkan pikiran saya ini dalam bentuk riwayat dan cerita saya didalam buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi tolak ukur seseorang yang berambisi kedepannya untuk semangat dalam menempuh hidup beserta pantang menyerah dalam kehidupan yang penuh kesengsaraan.

Penginyahan 20 juni 2010

I Made Rumbawa

Penulis







CINTA MENCIPTAKAN ROMANSA DAN MOTIVASI BELAJAR

Hakekatya hidup ini merupakan rangkaian proses belajar dan menempa diri agar menjadi lebih baik lagi. Sungguh, begitu banyak hal dapat disarikan dari perjalanan detik demi detik kehidupan kita. Hal-hal yang kita rasakan, kita keluarkan melalui lisan semuanya bisa menjadi sesuatu yang bermakna dan dapat meperkaya khasanah pengalaman kita untuk selanjutnya dijadikan modal bagi proses perbaikan diri, jika kita mau tentunya.

Ya .. banyak hal kecil yang sesungguhya memiliki makna yang begitu besar, jika saja mau sedikit lebih memperhatikan, sedikit melihat dan sedikit saja berpikir. Ketika kita hanya memandang sesuatu dengan cara biasa, semuanya akan tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa, seakan memang demikianlah seharusnya.

Ketika peristiwa yang kita temui atau kita jalani hanya lewat begitu saja, maka ia akan menjadi masa lalu hampa nilai yang tidak dapat memberikan pengaruh apa-apa. Padahal jika kita mau sedikit saja menggali lebih dalam, mungkin tidak sedikit bekas-bekas berharga yang tinggal disana. Sebagaimana hal mutiara, sebelum ada yang mengeluarkannya dari cangkang sang kerang, tidak ada yang dapat mersakan pancaran keindahannya.

Tuhan Hyang Maha Esa telah memberikan petunjuk yang tidak hanya menerangkan bagaimana kita harus menjalani kehidupan ini dengan penuh semangat walaupun diantara kita masih banyak yang kurang mampu. Ini merupakan bukti yang kita alami semasa hidup karena manusia diciptakan hanyalah untuk hidup, bekerja, berkeluarga dan tuntutan agama. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa bumi yang kita pijak ini sekarang merupakan tempat kita dilahirkan untuk berbuat amal, kebajikan dan kebaikan.



Pada suatu desa hiduplah seorang anak yang begitu malang meratapi nasibnya yang sangat begitu mengesankan. Dia adalah anak kelahiran dari 2 orang tua yang hidup berkecukupan tetapi tidak begitu pas cukup pada saat-saat bersantai. Orang tua yang melahirkan ini berasal dari desa adat penginyahan, puhu, payangan gianyar. Sebut saja dia Wayan Sura. Ketika wayan saat berumur kurang dari 3 tahun, dia sangat-sangat menderita karena kehidupan dikampungnya serba kekurangan sehingga hidup melarat dan sengsara selalu meghantui anak kelahiran ini. Saking semaraknya keadaan yang sangat menyedihkan ini maka si wayan ini bermanipulasi untuk melakukan sesuatu agar nantinya pada umur 4 tahun dia sudah bisa sekolah SD . tetapi hjal tersebut sangatlah tidak mendukung. Anak dari pasangan made dengan ranti ini sangat begitu cemas memikirkan keadaanya dikemudian hari. Umurnya belum begitu cukup untuk bisa membantu orang tua yang bekerja di persawahan setaip harinya. Namun bagi wayan, umur tidaklah begitu penting untuk bisa membantu orang tua dirumah meskipun dia masih kecil. Dengan semangat dan penuh keyakinan, si wayan ini setiap harinya bangun setiap pagi dan pergi ke sawahnya untuk menyabit dan mengolah tanah pertanian menjadi lahan untuk siap di tanami padi. Orang tua si wayan ini begitu lega melohat wayan yang kini masih berumur 3 tahun bisa membantunya dengan penuh semangat. Tetapi hasil juga belum begitu maksimal.

Begitu semangatmya si wayan bisa membantu ortunya, maka kedua orang tuanya berjanji untuk menyekolahkannnya samapai DI SMP. Namun pelaksanaannya begitu amat mengesankan. Saat wayan baru menginjak SD, wayan selalu berdoa agar nantinya dia bisa menyelesaikan study nya di SD N I puhu dengan nilai yang memuaskan. Segala hal telah ia lakukan demi masa depannya. Nah kini wayan telah berumur 4 tahun dan sudah menginjak di kelas 1 SD. Dari hari senin sampai sabtu wayan ini sekolah dan sampai dirumahnya tidak menemjukan sesuap nasi bahkan lauknya. Hanya saja air tersimpan didalam tremos yang penuh kulit plastik. Begitu perihnya hati wayan ini, maka diam berpikir keras untuk bisa makan pada saat itu juga meskipun perut si wayan ini dalam keadaan kosong. Hati penuh panas, pikiran acuh tak acuh dan jiwa melayang sudah terbiasa menghantui jiwa si wayan. Sekarang dia mulai berpikir bagaimana cara dia agar setiap pulangnya bisa dimakan.

Dan akhirnya apa yang terjadi???????

Setelah dipikir-pikir ternyata jawabannya sudah ditemukan. Dia memikirkan setiap pulang dari sekolahnya untuk mencari jatuhan-jatuhan buah kelapa dan menukarkannya dengan sebungkus nasi agar bisa makan tiap pulang sekolahnya. Dan hal ini dia terapakan bersama temannya. Tapi maaf penulis tidak mencantumkan nama temannya karena penulis ( i made rumbawa ) takut nanti menjatuhkan harga diri seseorang. Kegiatan ini terus dilakukan oleh wayan guna memnuhi kebutuhan hidupnya setiap pulang dari sekolahnya.

Dan kini hari sudah menjelang pagi, maka sang mentari pagi sudah tersenyum manis ditimur. Seakan-akan sudah membawa siwayan menuju hari yang begitu mengesankan. Anak yang sudah baru berumur kecil ini sudah menampakkan prestasinya disekolah. Baju seragam yang wayan Cuma terbuat dari kain kasa dan ikat pinggangnya terbuat dari sabuk otot pisang dan maklum saat itu belum ada pakean modern seperti sekarang ini. Baju sekolah beserta celananya Cuma ada 1 saja dan dipakai selama dia sekolah dari senin hingga sabtu. Dan zaman itupun belum ada sepatu yang bisa untuk dipakai karena keadaan oroduksi beserta uang pakaian belum ada. Saat itu di SD hanya ada 1 orang saja yang sudah memiliki sepatu dan itupun aanak orang kaya. Dapat menyentuh sepatu saja uda kayak orang kaya. Namun si wayan ini tidak patah semangat meskipun pakaian seragamnya punya hanya 1 yang dipakai berhari hari. Walau demikian, hati si wayan tidak merasa malu karena saat itu zamannya belum ada apa-apa.

Setelah lama meratapi kehidupan yang pahit ini, kini si wayan sudah menginjak di kelas 6 SD. Dan itupun akan melalui dan menginjak ujian akhir di kelasnya. Pada saat ujian akhir tiba, si wayan pun kecewa karena pembayaran untuk mengikuti ujian itu sangatlah mahal. Hanya 11 ribu rupaiah pembayarannya sudah tidak dapat berpikir apa-apa lagi. Zaman dulu itu sangat begitu sederhana. Uang segitu sangatlah besar dan sulit untuk mencarinya. Kini si wayan mulai pusing dengan keadaan ini. Dan dia berpikir 5 x lipat agar bagaimana seharusnya uang segitu harus dia dapatkan untuk membayar uang ujiannya itu. Cukup begitu malang anak seusia ini bisa memikirkan masa depannya.

Tiap malam si wayan berpikir agar dia bisa menemukan jalan keluar untuk mendapatkan uang sebesar itu. Namun hal itu tidak juga dapat di simpulkan. Dan pada suatu hari sejak dia pulang sekolah, dia menemuka seorang kakek-kakek yang tengah membawa sembako berupa tembakau untuk dijual di pasar ponggang. Siwayanpun melihat kakek-kakek itu membawa tembakao itu dengan nafas bergegas-gegas. Maka si wayanpun membantu kakek itu samapai membawakan tembakaunya di pasar ponggang yang tengah ramai berjualan. Si wayan membantunya hingga tembakau kakek itu habis. Dan terakhir kakek itu bertanya : ning, cening uli dije??? Sukseme nah sube nulungin pekak ngabang dagangan uli di jalan kanti dagangan pekak e telah. Jani pekak maan medagang aji 150 ribu. Nah pekak ade upah kin cening. Cening apang ade bekelan masuk. Neh amone pekak ngemang cening ngidih.’ Lalu wayan menjawab. Aduh suksema nah kak, suksema. Tiang nyak ngidih upah pekak e sawireh tiang pacang mebayan, kaaak. Suksema nah kak??? Lalu kakek menjawab “ nah cening, suksema mewali’’.

Setelah si wayan berpamitan kepada kakek tersebut, dengan senang hati si wayan sudah mendapatkan uang untuk pembayarannya disekolah. Dan ditengah jalan dia menemukan uang kepeng berlupang sebanyak 150 biji. Dan akhirnya uang tersebut di bawa pulang dan disimpan.

Dan kini wayan sudah punya uang pembayaran sekolah dan akhirnya dia bisa mengikuti ujian kahir di sekolahnya. Usia kini sudah sangat mendewasa, wayan akhirnya tamat dan tidak sekolah lagi di SMP karena keadaan kuarang mendukung dari segi ekonominya. Padahal kedua orang tuanya sudah berjanji untuk menyekolahkannya hingga usai SMP. Keadaan semakin memburuk hingga akhirnya si wayan bersedih dan bersedih. Skarang dia memutuskan untuk pergi bekerja disawah bersama kedua orang tuanya.

Ditengah kesibukan yang begitu mendalam pas si wayan beserta orang tuanya membajak disawah, ada seorang lelaki yang bertanya kepadanya. Ternyata lelaki itu adalah utusan dinas yang melayani kesehatan hewan di bali. Dan dnas itu meminta kepada si wayan untuk membantunya untuk membawakan obat. Maka dengan senang hati, si wayan mau membantunya hingga dinas itu mengobati hewan samapai ke pelosok penjuru daerah bali dengan berjalan kaki.

Ke seluruh desa sudah dinas telusuri bersama si wayan. Dan wayan pun mulai penasaran bagaimana seandainya jika ia bisa mengobati hewan yang biasa dilihat pada saat dinas itu mendiangnosa penyakit hewan tersebut. Wayan berpikir tapi dia tidak berani membilangnya ke dinas itu untuk blajar cara bagaimana mengobati hewan.

Detik demi detik sudah berlalu dan saat itu si dinas hendak pergi bersama wayan untuk mengobati hewan dan wayan pergi juga membawa obat-obat tersebut. namun, ditengah perjalanan, si wayan dan pak dinas kesehatan itu di halangi oleh hujan lebat dan angin yang kencang. Dan kini tibalah dia di pondok yang tak berpenghuni ditengah tegalan itu. Akhirnya si wayan mengungkapkan isi hatinya ke pak dinas pada saat hujan itu untuk agar nantiinya di wayan diajari bagaimana cara mengobati hewan. Dan dengan nada jantung yang ber irama keras,, seolah olah dunia seakan-akan gempang maka si wayanpun memberanikan diri untuk mengatakannya. Dan kata-kata itu pun keluar dari mulut si wayan. Dan setelah dia mengatakan itu ke bapak dinas, akhirnya pak dinas manjawabnya dengan senang hati menerima untuk kesediaannya mengobati hewan beserta membantunya. Dan akhirnya si wayan juga ikut belajar ,mengobati hewan sampai akhirnya dia berhasil menempuh kehidupan yang malang. Dan kini si wayan sudah menjadi mantri hewan dirumahnya semasih berumur 12 tahun. Dan dia selalu berangkt bersama dinasnya berjalan kakai sampai bermalam-malam karena kesaikannnya mengobati hewan.

Mendengar hal tersebut, maka dinas pusat memanggil pak dinas itu untuk bekerja di pusat provinsi dan akhrnya pak dinas pergi meninghalkan si wayan dan pak dinas itu berpesan kepada wayan untuk selalu semangat dan pantang menyerah mengobati hewan. Dan akhirnya si wayan berpisah terakhir kalinya mencium tangan pak dinas tersebut.

Si wayan selalu memengang teguh kata-kata pak dinas itu dan tak lupa juga dia beryadnya kepada Tuhan tiap harinya. Wayan kini sudah besar dan tumbuh sehingga banyak orang mengenalnya karena usia segitu sudah bisa memiliki pengalaman yang pahit dan berhasil.

Keesokan harinya, si wayan dimintai untuk mengobati hewan di suatu tempat namun saat itu kendaraan pun belum ada. Wayan pergi ke tempat pasien dengan berjalan kaki sekitar 12 km. Tempat nya di desa taro. Di taro si wayan dikenalkan oleh banyak orang. Tak herannya si wayan amat terkenal dan di sanjung orang-orang karena usia segitu sudah memiliki kemmpuan besar dalam dunia kesehatan hewan meskipun masih agak meraba-raba.





Kini masa dewasa si wayan sudah tumbuh maka tak herannya dia sudah mengenal yang namanya berpasangan.

Pada suatu hari, ketika si wayan hendak melayani paseiennya tepatnya di Desa Taro, di melihat seorang anak perempuan yang molek dan cocok baginya. Tak sabar dan tak malu dya langsung menyapa gadis itu dan berkenalan. Sesuadah berkenalan maka si wayan tiap malam memimpikan gadis itu terus menerus dan akhirnya dia bercinta. Tiap hari si wayan sambil mengobati hewan lancong kerumahnya dan sekaligus memperkenalkan diri kepada ortu sang kekasih.

Dari sekian lamanya si wayan pacaran sama si made, maka hari telah tiba saatnya mereka berdua nikah. Akhirnya upacara pernikahan pun dimulai. Singkat cerita sekitar 3 bulan menikah, akhirnya si wayan dan made di karuniai seorang anak. Namun sebelum anaknya dilahirkan, si made istri dari si wayan itu sudah mengandung 2 anak yang kembar di dalam janinnya. Menurut para balian, perut si made itu sudah berisi anak yang kembar. Nah untuk menghindari agar anakanya tidak lahir kembar, maka si balian berusaha memijat dan memisahkan janin itu dari luar guna memisahkan bayi yang ada dalam janin si made. Akirnya si made melahirkan dengan peenuh sakit dan perih dalam kelahirannya.

Dalam kelahiran anak pertamanya itu ternyata dilahirkan seoang anak hitam manis yang penuh awan hitam diatas kepalanya. Dan akhirnya bapak dari anak itu memberi nama I Wayan Murdana. Dan sekitar 1 bulannya lagi lahir seorang bayi cowok juga. Dan di beri nama I Made Rumbawa. Nama Rumbawa diambil dari urat kata yang sama dari murdana. Dan kini akhirnya si wayan dan made sudah dikaruniai 2 orang anak cowok yang rupanya sangat mirip.

Saat ini dan saat itu pula ayah dari si kedua anak itu berpikir matang-matang bagimana cara agar anaknya kelak nanti bisa sekolah di usianya yang agak dewasa. Dan jawaban itu sudah dirumuskan oleh pasangan anatara si wayan dengan made saat malam sebelum tidurnya.

Pertumbuhan si wayan dan made sangat begitu cepat sehingga bapak dan ibunya pun mulai resah karena anak keduanya yang bernama rumbawa itu nakalnya minta ampun dan selalu meresahkan orang tuanya. Meskipun anak keduanya itu disayangi karena memiliki berbagai keunggulan diwaktu masih balita.

Singkat cerita, kini si murdana dan rumbawa sudah menginjak dewasa sekitar 4 tahun dan 3 tahun. Akhirnya si murdana disekolahkan di tempat sekolah dimana ortunya dulu sekolah. Namun si rumbawa belum begitu cukup umur untuk bisa mendaftar di sekolah SD tersebut. Akhirnya murdana duluan sekolah daripada adiknya. Dalam menempuh pendidikannya itu, murdana sangat begitu cerdas untuk mengenal dunia huruf dan angka-angka. Tak heran teman sekelasnya terus terusan menjiplak PR nya disaat ada tugas dari sekolah. Tetapi lain dari hal tersebut, si rumbawa adiknya itupun ingin sekolah juga disana. Akhirnya kenaikan kelas tiba. Kini si rumbawa mendaftar di SD 1 Puhu namun orang tuanya tidak setuju kalau rumbawa disekolahkan masih berumur segitu. Sehingga pada akhirnya si murdana mendaftarkan adiknya itu kesekolah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Karena sakit inginnya untuk sekolah, maka si rumbawa pun diterima disekolah SD 1 Puhu tersebut. Dan pada akhirnya kedua kakak beradik ini dapat sekolah pada 1 instansi yang sama.

Singkat cerita,

Melihat keadaan ekonomi yang begitu krisis, maka pasangan antara si wayan dengan made itu berpikir untuk menyelesaikan studi anaknya dikemudian hari. Namun hal tersebut tidaklah mungkin, sebab mereka tidak mempunyai apa-apa untuk dapat menyekolahkan anaknya. Sehingga pada akhirnya orang tua anak itu memutuskan untuk merantau ke Desa orang. Namun sebelum merantau ternyata si mae hamil lagi dan kandungannya sudah mencapai 8 bulanan dan akan melahirkan pas lagi 1 bulannya. Keberangkatan perantau di batalkan karena si made masih mengandung dan dekat-dekat ini akan melahirkan.

Singkat cerita

Kini kandungan yang sudah dewasa itu sudah mulai akan dilahirkan ternyata hal tersebut tiba saatnya untuk memperoleh anak lagi 1 nya itu. Dari sekian lamanya ditunggu-tunggu ternyata anak yang dilahirkan itu adalah seorang cewek hitam lega manis. Dan bapaknya mengasi nama ni Nyoman mudiantari, namun nama mudiantari dibah menjadi kertiasih karena nama mudiantari sangat keramat sehingga anak ketiga ini sampai sakit di kenai seseorang. Akhirnya kini anak itu bernama kertiasih. Kertiasih diambil dari 1 kata yang pusatnya dari kata R murdana dan rumbawa. Akhirnya kini kedua orang tuanya itu sudah memiliki 3 orang anak. Diantaranya 2 putra dan 1 putri. Sungguh besar hidup ini baginya untuk nanti menanggung biaya anaknya yang 3 tersebut.

Singkat cerita, ,,,

Si kertiasih sudah menginjak besar dan berumur 1 tahun. Akhirnya pasangan antara si made dan wayan ini memutuskan untuk merantau ke desa orang untuk bekerja pada areal persawahan. Saat itu si made hamil lagi sedangkan anaknya sudah ada 3. Si made dan wayan mengumpulkan anak-anaknya ketiga itu dan berpesan : “ yan ajak kadek, nanang ajak meme nak pacang merantau ke desa nak len. Dini miribang nanang jak meme tusing ngelah ape anggon mekelin cai nyai ajak katetelu. Jani nanang ajak meme ngidih uli ban cai jak nyai, nenenan adi e komang pacang ke ajak merantau ke Sebatu. Engkenan je baan nanang pacang sesai-sai nengokin cai mulih. Kene keadaan e jumah tusing tuara ade ape. Kangwang jani malu keweh. Jak ingetang pesan tutur nanang e ajak meme apang cai side menyame braya setate saling tulung. Krana cai ajak dadua pianak nanag e ane muani-muani. Ingetang pesan dueg-dueg ngabe rage jumah”. Begitulah pesan dari pasangan kedua anak-anak tersebut dan akhirnya si wayan dan made meninggalkan murdana dan rumbawa yang kini tidak mempunyai apa-apa dirumahnya. Dengan catatan tidak meninggalkannya karna susah membiayai.

Kini si made dan wayan berangkat di Desa Sebatu selama 4 tahun dan dalam perjalanannya itu, si made melhirkan anak lagi yang dinamakan wartini. Nama wartini juga diambil dari urat kata R rumbawa dan murdana. Pada akhirnya kedua orang tua tersebut memiliki 4 orang anak putra dan putri.

Cukup sampai disini saja perjalanan antara si kertiasih dan wartini beserta kedua orag tuanya itu.

Sekarang penulis ( I MADE RUMBAWA ) hanya mengulas cerita tentang dirinya secara mengkhusus satu persatu dari i made rumbawa dan i wayan murdana.





Kini tiba saatnya keresahan diantara si murdana dan rumbawa meratapi segala nasibnya yang sangat-sangat malang dan pada akhirnya dia berdua melarat dalam kehidupan setiap harinya. Siang malam kedua anak ini hanya bisa merenung sedih karena tidak punya siapa-siapa lagi karena orang tua beserta adiknya itu jauh dari kehidupan nya. Si murdana duduk di bangku sekolah dasar dan adiknya rumbawa juga duduk di bangku sekolah. Tetapi kesetiap harinya mereka kesekolah, tidak sama sekali berbekal apapun. Makan aja memakai waktu apalagi bekal berupa uang. Pahit yang dia rasakan sekarang ini tidak begitu membuat rasa patah semangatmya meskipun dia kedua makan dari meminta-minta di rumah orang. Tetapi, hal itu tidak membuatnya ragu untuk bisa malu meratapi sekolahnya untuk masa depan meski dia harus merelakan untuk bekerja dirumah orang sebagai pembantu rumah tangga sa,mbil sekolah.

Cukup sampai disini ceritamya si murdana. Dan murdana kini sudah bisa bekerja sambil sekolah di rumah orang meskipun sebagai pembantu dan buruh pencabut rumput di rumahnya. Murdana tidak begiu tergiur dengan gengsi gengsi yang meliputi dirinya karena dia anak miskin sehingga banyak orang mengatakan kalau keluarganya itu anak pengeretan yang dibuat setelah itu ditinggalakan. Meskipun banyak kata-kata itu tersu membayanginya, maka murdana pun berdiam diri sambil menahan sakit htinya yang mendalam.

Melihat keadaan tersebut penuh derita maka banyak orang ingin menjadikan murdana sebagai pembantu rumah tangga. Dan pada akhirnya murdana di asuh oleh seorang nenek-nenek yang dari 1 desanya. Maaf penulis tidak mencantumkan namanya. Kini murdana tinggal di sana dan bekerja sebagai buruh pencuci piring dan pembantu rumah tangga. Namun hal tersebut sama dialami rumbawa adiknya itu. Murdana bekerja dan di asuh nenek tersebut mulai dari membersihakn kandang, nyapu dan mencuci piringnya. Murdana bekerja sambil sekolah meskipun baju seragamnya 1 itu aja yang dipakai semasa pendidikannya. Hujan dan panas selalu membayangi murdana yang tengah kini bekerja di rumah nenek tersebut. Dan murdana juga disayangi karena kerajinannya. Perantauan antara kedua orang tuanya itu membuat hati kedua orang anak ini sangat resah ingin selalu dapat berkumpul kembali bersama-sama.

Cerita mengenai pahitnya perjalanan i wayan murdana ini sangat begitu panjang. Kini penulis hanya mengulas cerita i made rumbaw saja. Untuk lebih jelasnya simak nanti di buku downloadanya via web.



Pagi yang begitu cerah serasa dunia mekar dan jagad raya menebarkan keindahannya. Susana pagi begitu menyegarkan dan menghiasi sang mentari yang baru saja kelihatan di timur. Si made yang baru saja duduk di kelas 5 SD ini mengalami nasib yang sama seperti kakaknya itu. Akibat perantauan orang tuanya, maka si rumbawa kesetiap harinya resah tanpa ada sedikitpun kasih sayang dari orang tuanya. Kesetiap harinya rumbawa bekerja di sebuar rumah yang letaknya 1 desa di dekat rumahnya itu. Dia bekerja sebagai buruh pencabut rumput dan penjaga anak tuan rumahnya. Dia hidup berpindah pindah dari majikan 1 ke majikan lainnya. Meskipun demikian si rumbawa sudah bisa membedakan mana yang terbaik dan mana yang terburuk mesti dilakukan. Rumbawa bekerja sambil sekolah di SD yang tidak terlalu jauh dari rumahnya itu. Kira-kira sekitar 1 km.

Semenjak ditinggal orang tuanya itu si rumbawa akhirnya mengerti akan pentingnya orang tua sebagai penopang hidup. Dia memikirkan akankan dirinya dapat bersama-sama lagi sebelum dulu ditinggalkan dalam perantauan.

Pada suatu hari si rumbawa hendak mengerjakan tugas yang dikasi majikannya itu. Tugas itu tidak terlalu sulit baginya. Hanya dikasi tugas untuk membersihakn halaman rumahnya hingga bersih. Pada saat itu si rumbawa sangat lapar dan merintih kesakitan karna baru pulang dari sekolah ia tidak sedikitpun mendapatkan sesuap nasi untuk dimakan. Dan waktu sudah berjalan dan tiba saatnya dia istrhat. Mak dipanggillah si rumbawa oleh majikannya itu untuk makan. Tetapi si rumbawa sangat begitu mslu bila akan makan dirumah orang meskipun itu sudah disuruh. Maka tanpa disadari si rum yang kini telah usai bekerja dan intrahat maka dia langsung cuci tangan dan menuju dapur majikannya untuk makan. Namun sesampainya didapur, ternyata nasi beserta lauknya tidak ada. Hanya ada nasi yang sudah basi besrta semua piringnya tidak ada juga. Saat itu pula Rum bergegas dan berkata didalam hati “ oh tuhan begitu besarnya rahmatmu mendapatkan cobaan ini untuk ku. Cobaan apalagi yang akan engkau berikan untuk hambamu ini. Hamba sudah ga tiada ortu tetapi engkau tega memberikan cobaan seberat ini kepadaku. Salah hamba apa tuhanku?????. Seenak berpikir demikan maka dia langsung menuju air yang bersumber di keran utama. Samapai disana dia disapa oleh majikannya. Dan berkata “ dek, sube makan???? Ditu nasine didapor jemak nah??? Lalu kadek atau rum menjawab. Maaf pak nasinya sudah basi dan tidak bisa dimakan lagi. Lalu tuan rumah itu menjawab “ memang begitu nasi yang dikasi untuk buruh. Masak nasi yang aku makan disamakan dengan kamu???” setelah kata-kata itu menyelimuti hati si rum, maka dia berpikir sungguh hina diriku ini sampi-sampai orang-orang terlalu mempermainkan aku seperti beginia.

Merasakan sakit hatinya sambil menangis, anak ini langsung pulang dan berhenti disana bekerja sebagai pencabut rumput dan buruh. Perih, panas hati, sedih dan gelisah selalu menghantuinya. Tetapi kerja kerasnya tak pernah selesai demi pendidikan yang dia tempuh. Kesetiapan harinya, anak ini tidak pernah berbekal uang sepeserpun sehingga di sekolahnya hanya bisa meminta jajan-jajan dari teman-temannya. Bekal nasi aja tidak pernah ada. Apalagi bekal uang.

Si rumbawa mulai mengerti akan pentingnya seorang ayah dan ibu demi kelangsungan hidup anak-anaknya. Meskipun dia harus merelakan orang tuanya merantau selama 4 tahun di Desa orang. Dia tabah menunggu dengan harapan nantinya agar bisa bersatu lagi membentuk keluarga yang makmur dan sejahtera. Kenangan pahit selalu aada dalam benak anak ini. Orang-orang selalu meludahinya bila si rumbawa pergi mencari makanan untuk kelangsungan nya. Begitu saking banyaknya orang-orang yang meludahinya saat ini, diapun sabar dengan keadaan tersebut karena memang susah jadi anak rantauan dan serba tidak ada. Posisi anak yang miskin selalu kalah jika dibandingkan dengan si kaya,.

Hari terus berlanjut kini si rum sudah agak besar dan akan tamat dari bangku SD. Maka tibalah saatnya dia belajar untuk memandikan motor orang ain dan dengan harapan bisa dikasi upah. Saat itu anak ini setia harinya disuruh memandikan mobil milik tetangganya dan dikasi upas 2500 rupiah. Anak ini sangat sengan akan kerjaan ini.

Singkat cerita,

Kini akhirnya 4 tahun sudah berjalan. Janji ayah beserta ibunya untuk kembali lagi ke kampung halaman telah tiba. Dan anak ini menunggu rang tuanya sampai dirumah. Dan sat itu pula kedua orang tiuanya pulang beserta adik-adiknya itu. Dan kini dia hidup brsama-sama keluarga dan dapat berkumpul lagi seperti dulunya. Begiu juga murdana berhenti bekerja karena kedua orang tuanya sudah pulang.

Cukup hanya sampai disini perjalanan semua ayah dan ibunya itu. Karena masih banyak lagi cerita yang perlu dibahas mengenai perjalanan semua keuarga ini . dan kini akhirnya rumbawa sudah memasuki zaman modern dengan peralatan yang begitu canggih. Meskipun ia gs punya apa-apa, dia selalu berharap dan banyak berdoa hingga kelak menjadi kebanggan keluarga.

Rumbawa sudah memasuki pergaulan kedewasaan.



Kini si rum sudah menginjak umur 15 tahun dan kini tiba saatnya dia mulai menampakkan ketertarikan akan suatu lawan jenis. Pada saat itu anak ini berkenalan dengan seorang anak gadis yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dia mulai mengenal lawan jenis sejak dipermainkan oleh temannya sendiri. Dan akirnya anak ini mulai bisa menarik lawan jenisnya.

Setiap hari disekolahnya, si rum sangat kecewa melihat grup-grup teman-temannya mengajak dia pergi lancong sambil kekanti membeli makan. Tapi ditengah perjalanan dia di jebak oleh temannya. Temannya mendorong si rum hingga menabrak adik kelasnya yang lagi-lagi nyapu halaman disekolah karena piket. Dengan dorongan yang begitu keras, akhornya cewe yang nyapu halaman itu ikut terdorng dan jatuh bersama-sama. Sesudah jatuhnya cewe yang kna dorongan dari si rum maka si rum membangunkan cewe itu yang tersingkap di samping tempat duduk dihalaman sekolah. Saat si rum membangunkan cewe itu, secara tiba-tiba teman-teman sirum ini berteriak ketawa samapi samapai seluruh kelas 1 A Sampai 1 D keluar menyaksikan si rum membangunkan cewe itu. Dan sirum pun akhirnya mengerti bahwa itu adalah permainan dari teman-temannya. Tak lama kemudian, ternyata cewe itu memiliki rasa kepada si rum.

Tak lama sekitar 2 minggu cewe itu memberanikan diri untuk membilan sesuatu kepadanya. Dan akhirnya si rum diajak ketemuan oleh cewe itu pas di istirahat sekolahnya. Dari sekian lamanya bergura-gurakan akhirnya cewe itu memutuskan agr si rum mau pacaran bersamanya. Tetapi didalam hati rumbawa masih menyimpan satu orang cewe yang berasal dari rumahnya itu. Namun si rum belum begitu yakin apakah ia bisa berpacaran sama cewe yang ada didalamnya itu. Cewe yang ada didalam hatimya itu tiada lain cewe yang bersal dari kupang. Sebut saja namanya DHARMI. Hati si rum mulai terpendam karena secara langsung idak memberanikan membilangnya kepada si dhrami. Hingga akhirnya si rum di pacarin oleh seorang cewe yang rumahnya tidak jauh dari kampung halamannya itu sendiri. Hati anak ini mulai merasakan akan pentingnys cinta dalam menempuh prestasi disekolah. Syukur pacaran antara si rum dengan cewe itu tidak merugikan. Hanya saja hubungannya tidak mencapai 3 bulan sudah selesai. Mungkin itu hanya sebagai pengalaman saja di masa sekolahan. Putusnya pacaran disebabakan tiada lain karena sakit hati yang sangat-sangat mendalam. Mungkin juga baru pertama kali pacaran. Sehingga sedikit saja salah sudah menjadi masalah yang mengakibatkan putus hubungan.

Akibat permasalahan yang timbu dari hati cewe dan si rum yang begitu mendalam, akhirnya kedua gadis dan cowo ini melakukan hubungan tanpa status ( putus cinta ) saat itu hati begitu perih menerima kenyataan ini. Dan akhirnya dia sepakat untuk putus karena ketidak sesuaian

.

Begitu sakitnya hati yang dialami anak ini, si rum mulai menabahkan diri untuk selalu berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Dan kini si rum sudah mengijak di kelas 3 SMP. Saat itu pula ia di dekati oleh seorang cewe yang berasal dari kampungnya juga. Dia mulai tertarik tetapi lagi-lagi dia memikirkan cewe idamannya itu tetapi dia tidak berani mengungkapkan ke cewe yang diidamkannya itu. Sehingga pada akhirnya dia diajak pacaran oleh cewe yang dkat rumahnya itu.

Kini anak ini sudah mulai pacaran lagi dengan amat – amat akur selma 8 bulan tetapi menginjak SMA, cewe nya ini mulai bersikap kasar dan suka bohong kepada si rum. Akhirnya rum berpikir kenapa setiap pacaran selalu dibohongin oleh cewe. Dan saat itu pula srgala sakit hati yang telah dibuat oleh pacar si rum ini membuat rumbawa sakit hati secara mendalam karena telah dipermainkan seorang cewe.

Rumbawa salah mengira bahwa cewe itu sangat baik. Tetapi kenyataannya sangat menyedihkan. Hal itu dilihat pada saat cewenya itu bersetubuh ciuman di tempat yang tidak diketaui oleh si rum ini. Lama – kelamaan kebohongan ini terus dilaukan oleh cewenya itu. Sehingga akhir dari kbohongan itu dilampiaskan dengan keputusan status berpacaran. Hati rumbawa remuk dan menangis karena cintanya telah dipermainkan oleh cewe yang dia sayangi. Dan kini rumbawa mulai sadar agar tidak memilih cewe sebagai pacarnya yang bersifat pendusta. Karena dusta itu membawa malapetaka. Usai sudah pacaran antara rum dengan gadis itu. Dan segala aktivitas yang dikerjakan itu selama berpacaran tidak diperhatikan lagi.



Kini ujian sudah tiba di SMP akhirnya anak ini memutuskan untuk tidak berpacaran semasih ujian tiba. Ujianpun semakin dekat dan tak terasa kini si rum sudah mengikuti ujian akhir dan hasil akhirnya itu dia bisa tamat dan melanjutkan studynya di SMA.

Saat lulus di SMP, si rum sudah menyimpan 1 nama cewe yang dia idam – idamkan itu, namun dia tidak brani mengungkapkan nya karena takut di tolak.

Melihat keadaan semakin memburuk maka di SMA dia mendapatkan jurusan IPA dan dia bergabung bersama group Baud community IPA dan akhirnya dia diajak teman-temannya untuk mendekati salah satu seseorang ya ng naamanya tak asing lagi adalah DHARMI. Dharmi ini sendiri berasal dari kupang yang tempatnya Di NTT. Rumbawa mulai menyukainya sejak kelas 6 SD. Dia mencintai tetapi tidak berani secara langsung bertatap muka karena takut dimarahin. Dia mulai berpikkir akankah dia dapat dicintai dharmi sedangkan rumbawa ini anak mkiskin dan tidak terlalu tampan. Hal – hal inilah yang membut rumbawa kehilangan jati dirinya untuk mengungkapkan sesuatu kepada Si Dharmi.

Pada akhirnya rumbawa mulai berpikir kelak suatu hari nanti pasti dharmi akan dia dapatkan untuk jadi pacarnya. Harapan ini terus menghantui si rumbawa. Dari sekian lamanya ditunggu-tunggu akhirnya si dharmi didapatkan oleh teman sekelasnya. Ini mungkin gara-gara si rum tidak beran ngebilangnya duluan. Akhirnya rum pun patah semangat hingga dia lulus SMA.

Tamat SMA dia mulai kenal dengan cewe yang berasal dari selasih namun tidak berapa lama pacaran sudah putus lagi. Maklum orang pacaran saja sudah tidak tahu. Rumbawa mulai sendirian lagi sampai ia KULIAH DI UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN KEDOKTERAN HEWAN, dan duduk di semester 1. Tapi hal menyenangkan utuk sekarang ini adalah pas rum plang jam 6 sore dari UNUD, tiba-tiba ia mmelihat gadis yang dia idam-idamkan dari kelas 1 SMP sampai sekarang jatuh menambrak truk yang sedang diparkir.

Maka rumbawa pun membawanya kerumah sakit dengan kondoso cewe itu yang amat parah. Hingga akhirnya rumbawa ikut membersihkan darah yang ada ditubuhnya itu karena dia amat menyayanginga. Inilah saatnya rumbawa harus brani ngebilangnya kepada cewe itu kalau dia mencitainya. Tidak lama kemudian sekitar 1 bulan usai dari bencana dan kecelakaan itu akhirnya rumbawa berani mengatakan isi hatinya yang disimpan-simpan itu kepada cewe itu. Dan cewe itu menerima rumbawa untuk menjadi pacaranya.

Hati rumbawa saat itu sangat berbunga-bunga namun disuatu sisi, dharmi ternyata sudah mempunyai cewe juga disekolah. Nah masalah itulah membuatnya menjadi bingung dan acuh tak acuh. Setiap hari si rum dan dharmi selalu bertengkar masalah cow itu dan pada ujung-ujungnya si dharmi mulai sadar akan cinta si rum yang begiu besar. Dan tak lama berpikir maka si dharmi meutusin pacarnya itu dan ujug-ujungnya dharmi dapat bersama rumbawa hingga sampai dharmi tamat SMA dan mreka berdua sudah bersumpah untuk selalu saling menjaga, setia, taat dan berbudipekrti setiap tingkah laku yang akan diperbuat. Kini rumbawa sudah sangat-sangat bersyurukur kepada TUHAN HYANG MAHA ADIL karena cinta sejatinya kembali seperti sediakalanya.

Sekarang rumbwa dan dharmi sudah bersepakat nantinya jika sudah selesai atau tamat kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan, maka ia sudah bersumpah untuk menukah.

Terimakasih TUHANKU engkau telah memberi hamba kekuatan dari semenjak hamba kecil sampai sekarang duduk di bangku perkuliahan bersama Dharmi dan semoga engkau mengabulkan permoonan hamba tentang suatu hari nanti kami berdua dapat bersatu dan menikah. Dan saya atau nama IDA SANGHYANG WIDHI bersumpah untuk menjaga dia hingga darah kami tidak mengalir.

Salam intan untuk semuanya.



BERSAMBUNG........................................................



TERNYATA APAPUN YANG TERJADI DALAM HIDUP INI MARI KITA DASARKAN ATAS KESYUKURAN KITA KEHADAPAN TUHAN HYANG MAHA ESA KARENA BELIAU TELAH MENGATUR KITA PENUH DENGAN KEADILAN



DAN INGAT 1 HAL JANGAN SEKALI-KALI PATAH SEMAKAN AKAN SUATU RINTANGAN KESENGSARAAN YANG MENIMPA DIRI KITA INI

INGAT CINTA ITU AKAN KEMBALI JIKA KESETIAAN TERUS ADA DAN JAUHKAN DIRI DARI SIKAP PEMBOHONG

BERJIWALAH SETIA DAN BERTANGGUNG JAWAB

I MADE RUMBAWA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar